Sejarah Masjid Qubâ
Dalam perjalanan hijrah Nabi Saw ke Madinah, beliau singgah di Qubâ selama 4 hari (hari senin tanggal 27 September 622 M, sampai hari jumat tanggal 1 oktober 622 M). Di tempat ini Nabi Saw bersama Abu Bakar diajak ke rumah Kultsun bin Hindun, yang mupakan tempat persinggahan pertama pula bagi kaum muhajirin yang berhijrah dari Mekah sebelum kedatangan Nabi Saw. Sewaktu Nabi Saw tiba di tempat ini, unta yang di tungganginya duduk di tanah lapang, dan di tempat inilah Nabi Saw membangun masjid. Masjid Qubâ adalah masjid pertama yang di bangun pada tahun ke-13 kenabian (622 M). Salah satu prasasti yamg masih bisa disaksikan hingga sekarang adalah prasasti Sultan Mahmud II, satu khalifah Utsmaniyah (ottoman) yang merenovasi masjid ini. Di dalam masjid terdapat sebuah tanah terbuka, berkerikil dan ditengahnya terdapat kubah yang berhadapan dengan mihrab. Tempat ini disebut Mabrak an-Naqah (tempat duduk unta) yang diperkirakan tempat duduk unta Nabi Saw.
Keutamaan Masjid Qubâ
Mengenai keutamaan Mesjid Qubâ ini Nabi Saw bersabda:
“Barangsiapa yang berwudlu di rumahnya kemudian mendatangi Masjid Qubâ dan salat di dalamnya, maka ia memperoleh pahala seperti mengerjakan umrah.”(HR. Ahmad, Nasaî, Ibnu Majah dan Hakim).
Nabi Saw sering mengunjungi masjid ini dengan mengendarai unta atau berjalan kaki pada hari sabtu. Para sahabat ikut pula mengujunginya karena Sunnah. Umar bin Khattab berkata:
”Andaikan masjid kita ini (Qubâ) terletak jauh di pelosok, tentu kita akan menunggang unta untuk berziarah kesana.”
Sedangkan Abdullah bin Umar meneladani Rasulullah Saw dengan berkunjung ke Masjid Qubâ pada hari sabtu. Bagi yang hendak berkunjung ke masjid Qubâ hendaknya berwudlu dahulu di hotel dan berdoa ketika masuk masjid diteruskan dengan salat sunnat. Tidak ada tempat khusus untuk salat dan ktika selesaî salat berdoalah menurut hajatnya, terutama doa yang menyangkut kesulitan hati, karena di sinilah Nabi Saw banyak berdoa karena kegelisahan hatinya setelah hijrah dari Mekah.
Masjid Qiblatain
Artinya masjid yang mempunyai dua kiblat dan dinamakan Masjid Qiblatain karena di masjid inilah turunya ayat Al-Qur-an yang memerintahkan berkiblat ke arah Ka’bah yang sebelumnya berkiblat ke masjid al-Aqsha. Masjid ini pada mulanya milik Bani salaman dari suku Khazraj, salah satu dari dua suku selain suku Aus yang menyarankan Nabi Saw hijrah dan menjajikan dukungannya. Bahwasannya Nabi Saw pernah diundang makan oleh Basyar bin Barra dari Bani Salaman dan ketika waktu zhuhur tiba beliau salat berjamaah dengan menghadap kiblat kearah masjid al-Aqsha. Ketika salat berjalan dua rakaat, turunlah ayat keharusan memindahkan arah kiblat kearah Kabah di Mekah. Karena perubahan itu lelaki bertukar tempat dengan tempat kaum wanita. Oleh karena itulah masjid ini kemudian dinamakan Masjid Qiblatain. Di dalam masjid terdapat dua mihrab, yang menghadap ke selatan (arah Ka’bah) dan yang menghadap ke utara (arah masjid al-Aqsha).
Jabal Uhud
Nabi Saw selalu menziarahi tempat ini setahun sekali, dan hal ini dilakukan pula oleh para khalifah sesudahnya. Bersabda Nabi Saw: “Jabal uhud menyenangkan kami dan kamipun menyenanginya.” (HR. Bukhari)
Perang Uhud merupakan peperangan antara Muslimin dan Musyrikin dan tidak kurang 70 sahabat gugur, diantaranya Hamzah, paman Nabi. Di tempat ini ada sebuah lubang tempat Nabi Saw terjerembab dan terkena batu ketika perang.
Kuburan Baqî
Kuburan yang terletak sebelah timur Mesjid Nabawi tempat dimakamkanya kurang lebih 10.000 sahabat utama, keluarga Nabi Saw, para syuhada perang Uhud dan Badar. Disunahkan menziarahinya dan berdoa setelah bershalawat terlebih dahulu:
Allahumma shalli wa salim ‘alâ muhammad wa ‘âli Muhammad
As-sallamu ‘alaikum dâr qaumin mu’minîn wa innâ insyâ Allah bikum lâhiqûn, Allahummaghfir lî ahli baqî’ al-gharqad, Allohummaghfir lî wa lahum
“Mudah-mudahan kesejahteraan (wahai) penghuni rumah mu’minin, dan sungguh Insya Allah kami akan menyusul kalian semua, Ya Allah ampunilah ahli bagi ghorqod, Ya Allah ampunilah kami dan mereka.”