8. Panggilan khusus
Banyak terjadi, nama kita berubah sejak menikah; menjadi Ummi, Abi, Ayah atau Ibu. Sebagai peneguh peran keibuan dan kebapakan tentu tidak masalah. Tetapi membuat panggilan khusus untuk membahasakan diri Anda berdua justru akan mengingatkan bahwa diri Anda masih memiliki peran lain, masih bisa bermanja dan merupakan seseorang yang istimewa di mata pasangan.
Panggilan Say, Yang, Neng, Cinta, atau nama kecil yang disukainya, atau panggilan khusus yang Anda ciptakan berdua, tidak hanya terdengar lebih romantis tetapi juga lebih mengungkapkan cinta dan sayang.
Rasulullah pun seringkali memanggil Aisyah, isteri yang teramat dicintainya, dengan sebutan Hummairoh, sebagai ungkapan kasih mesranya. (hahaayy..)
9. Dengarkan
Terampil berkomunikasi tak berarti hanya terampil bicara, melainkan juga terampil mendengar. “Salah besar kalau komunikasi itu berarti lebih banyak bicara,” ujar psikolog Yati Utoyo Lubis. “Bahkan, langkah komunikasi yang harus dijalani saat sedang bertengkar dengan pasangan justru memperbanyak mendengar.” Tambahnya lagi.
Di saat seseorang tengah memiliki masalah yang membebani pikirannya, maka mencurahkan perasaan marah, sedih, kecewa, plus semua uneg-unegnya, mampu mengurangi sebagian besar problem dari pundaknya dan membuatnya lega. Bahkan banyak orang bersedia membayar mahal pada seorang psikolog untuk ‘sekedar’ menjadi ‘pendengar’ dari problemnya.
Karena itu, cobalah untuk tidak memotong perkataan pasangan yang sedang curhat atau berkeluh kesah. Pun jika sedang bertengkar, latihlah untuk selalu bisa bergantian mendengar semua komplain dan kejengkelan pasangan.
Bila masing-masing Anda telah ‘puas’ bergantian melepas beban hati, solusi masalah akan lebih mudah dicari dan kata maaf tentu lebih mudah terucapkan.
10. Tiga kata ajaib
Tolong, terima kasih, dan maaf adalah tiga kata “ajaib” pemanis hubungan sosial yang bahkan telah diajarkan kepada kita sejak masih berada di taman kanak-kanak. Tiga kata ini diakui sangat menyenangkan hati untuk didengar.
Tidak hanya berlaku diantara sesama teman, tetangga atau kerabat, dengan pasangan pun tiga kata “ajaib” ini perlu dibiasakan. Karena kepada siapa lagikita lebih berhak memberikan kehormatan dan kesantunan kalau bukan kepada pasangan tercinta?
Karenanya jangan merasa segan ataupun ‘aneh’ bilsa setiap kali isteri mengambilkan handuk, atau suami membetulkan setrika kita ucapkan terima kasih dengan tulus kepadanya.
TAMAT
Salam Ikhlas !