Memuliakan Tamu (2)

السلام عليكم . بِسْــــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

الحمد لله رب العا لمين. الصلاة و السلام على رسو ل الله.اما بعد

4. Meletakkan hidangan tersebut di dekat tamunya

فَقَرَّبَه إِلَيْهِمْ (Kemudian Nabi Ibrahim ‘alaihi salam mendekatkan hidangan itu kepada mereka), dan tentunya hal ini lebih memudahkan bagi para tamu untuk menikmati hidangan tersebut.

5. Menyambut/mengajak bicara dengan bahasa yang sopan dan baik

أَلاَ تَأْكُلُوْنَ (Silahkan kalian makan) dan tidak mengatakan: كُلُوْا (makanlah). Menggunakan lafadz “Silahkan” atau yang semisalnya itu lebih sopan dan lebih baik pula daripada kalimat yang kedua.

Sehingga benarlah apa yang dikatakan oleh Al Imam An Nawawi: “Menjamu dan memuliakan tamu adalah termasuk adab dalam Islam dan merupakan akhlaq para nabi dan orang-orang shalih.” (Syarh Shahih Muslim)

1. Anjuran untuk menjamu tamu selama tiga hari, jamuan hari pertama lebih istimewa daripada hari sesudahnya

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَ الْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ جَائِزَتَهُ . قَالُوا: وَمَا جَائِزَتُهُ يَارَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: يَوْمٌ وَلَيْلَتُهُ وَالضِّيَافَةُ ثَلاَثَةُ أَيَّامٍ فَمَا كَانَ وَرَاءَ ذَالِكَ فَهُوَ صَدَقَةٌ عَلَيْهِ

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaknya memuliakan tamunya yaitu jaizah-nya.” Para sahabat bertanya, “Apa yang dimaksud dengan jaizah itu, wahai Rasulullah?” Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Jaizah itu adalah menjamu satu hari satu malam (dengan jamuan yang lebih istimewa dibanding hari yang setelahnya). Sedangkan penjamuan itu adalah tiga hari adapun selebihnya adalah shadaqah.” (HR. Al Bukhari no. 6135 dan Muslim no. 1726, hadits dari Abu Syuraih Al ‘Adawi, lihat Fathul Bari hadits no. 6135)

2. Menjamu tamu sesuai dengan kemampuan

Dari Sulaiman radhiallahu ‘anhu, beliau berkata:

نَهَانَا رَسُوْلُ اللهِ r أَنْ نَتَكَلَّفَ لِلضَّيْفِ مَا لَيْسَ عِنْدَنَا

“Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam melarang kami memaksakan diri dalam menjamu tamu dengan sesuatu yang diluar kemampuan.” (HR. Al Bukhari, Ahmad, dan lainnya)

TAMU adalah REJEKI dan KEBERKAHAN bagi TUAN RUMAH, BANYAK TAMU BANYAK REJEKI…insya Allah.

Salam Ikhlas !

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *