Memuliakan Tamu (1)

السلام عليكم . بِسْــــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
الحمد لله رب العا لمين. الصلاة و السلام على رسو ل الله.اما بعد

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

وَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَ الْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ وَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَ الْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ

“Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaknya memuliakan tetangganya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaknya memuliakan tamunya.” (Muttafaqun ‘Alaihi, dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu)

Al Imam Al Qadhi ‘Iyadh mengatakan: “Makna hadits tersebut adalah bahwa barangsiapa yang berupaya untuk menjalankan syari’at Islam, maka wajib bagi dia untuk memuliakan tetangga dan tamunya, serta berbuat baik kepada keduanya.”

1. Bersegera dalam menyambut dan menjamu tamu

Sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim ‘alaihi salam, dia bersegera untuk mendatangi keluarganya (فَرَاغَ إِلَى أَهْلِهِ) dan mempersiapkan hidangan untuk menjamu tamunya tersebut, tanpa harus menawari dulu kepada tamunya.

2. Menjawab salam dengan yang terbaik

Dalam ayat di atas juga terdapat tuntunan dalam menjawab salam, yaitu dengan yang serupa atau yang lebih baik. sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala (artinya):

“Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan (salam), maka balaslah penghormatan (salam) itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa).” (An Nisa’: 86)

3. Menghidangkan kepada tamu dengan hidangan yang paling baik

Sebagaimana yang dicontohkan Nabi Ibrahim ‘alaihi salam ketika menghidangkan daging anak sapi yang gemuk (عِجْلٍ سَمِيْنٍ) kepada para tamunya. Makanan ini (daging anak sapi yang dipanggang) merupakan makanan yang sangat lezat dan paling baik pada waktu itu.

Bersambung, Memuliakan Tamu (2)

Salam Ikhlas !

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *