6. Lawan dari Rasa Malu
Kebalikan dari rasa malu adalah rasa tidak tahu malu. Ini adalah sifat yang tercela, karena mendorong pemiliknya untuk melakukan kejahatan, tidak peduli dengan segala cercaan, hingga ia melakukan semua kejahatannya dengan terang-terangan.
Rasulullah saw bersabda, “Semua hambaku akan dimaafkan, kecuali orang yang melakukan kemaksiatan dengan terang-terangan.”
Orang yang tidak memiliki rasa malu kepada Allah swt dan kepada sesama manusia, tidak akan jera dari melakukan kejahatannya kecuali dengan hukuman yang tegas dan keras. Karena, ada sebagian orang yang memiliki rasa takut dan tidak memiliki rasa malu.
7. Rasa malu adalah kebaikan.
Jadi, semakin tebal rasa malu yang dimiliki, maka semakin banyak kebaikannya, dan semakin sedikit rasa malu yang dimiliki, maka semakin sedikit kebaikannya.
8. Dilarang MALU untuk Kebenaran
Tidak perlu ada rasa malu, saat mengajarkan masalah-masalah agama dan saat mencari kebenaran. Allah swt berfirman, “Dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar.” (Al-Ahzab : 53).
- Nabi shollallahu’alaihi wassallam bersabda, “Iman itu memiliki tujuh puluh cabang lebih, yang paling utama adalah ucapan laa ilaaha illallah (tiada illah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah), dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan rasa malu termasuk salah satu cabang iman. (HR.Bukhari)
- Malu itu bagian dari iman. Dan iman tempatnya di surga, sedangkan ucapan keji termasuk bagian dari tabiat kasar, tabiat kasar itu tempatnya di neraka. (HR. Tirmidzi)
- Malu itu tidak mendatangkan kecuali kebaikan.(HR. Bukhari)
- Sesungguhnya setiap agama itu berakhlaq, Sedangkan akhlaq agama islam adalah malu. (HR. Bukhari)
SELESAI
Salam Ikhlas !
Rasulullah Saw bersabda: Malu itu seluruhnya baik. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Ibnu Umar rah,Rasulullah saw bersabda: malu dan iman berdampingan keduanya, apabila diangkat salah satunya maka yang satunya terangkat.(HR.Alhakim dan Al-baihaqy)
Malu merupakan sebagian dari Iman. (HR Muslim dan Tirdmidzi)