السلام عليكم . بِسْــــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم الحمد لله رب العا لمين. الصلاة و السلام على رسو ل الله.اما بعد
“Amal perbuatan itu sebagai kerangka yang tegak, sedang ruh (jiwa) nya adalah tempat terdapatnya rahasia ikhlas (ketulusan) dalam amal perbuatan”
Bab tentang ikhlas adalah bab yang mutlak dan paling penting untuk dipahami dan diamalkan, karena amal yang akan diterima Allah SWT hanyalah amal yang disertai dengan niat ikhlas.
“Tidaklah mereka diperintah kecuali agar berbuat ikhlas kepada Allah dalam menjalankan agama”.
Oleh karenanya, sehebat apapun suatu amal bila tidak ikhlas, tidak ada apa-apanya dihadapan Allah SWT, sedang amal yang sederhana saja akan menjadi luar biasa dihadapan Allah SWT bila disertai dengan ikhlas.
Tidaklah heran seandainya shalat yang kita kerjakan belum terasa khusyu, atau hati selalu resah dan gelisah dan hidup tidak merasa nyaman dan bahagia, karena kunci dari itu semua belum kita dapatkan, yaitu sebuah keikhlasan. Ciri-ciri dari orang yang memiliki keikhlasan diantaranya : 1. Hidupnya jarang sekali merasa kecewa, Orang yang ikhlas dia tidak akan pernah berubah sikapnya seandainya disaat dia berbuat sesuatu kebaikan ada yang memujinya, atau tidak ada yang memuji/menilainya bahkan dicacipun hatinya tetap tenang, karena ia yakin bahwa amalnya bukanlah untuk mendapatkan penilaian sesama yang selalu berubah tetapi dia bulatkan seutuhnya hanya ingin mendapatkan penilaian yang sempurna dari Allah SWT. 2.Tidak tergantung / berharap pada makhluk Sayyidina ’Ali pun pernah berkata, orang yang ikhlas itu jangankan untuk mendapatkan pujian, diberikan ucapan terima kasih pun dia sama sekali tidak akan pernah mengharapkannya, karena setiap kita beramal hakikatnya kita itu sedang berinteraksi dengan Allah, oleh karenanya harapan yang ada akan senantiasa tertuju kepada keridhaan Allah semata.
(bersambung , Ikhlas = do it + forget it (2)
Salam Ikhlas !
Kata-kata Mutiara:
“Amal yang dilakukan tanpa IKHLAS dan pasrah bagai musafir yang membawa pasir sehingga memberatkan dan tidak bermanfaat apa-apa”.
“Fudhail berkata, meninggalkan suatu amal karena orang lain adalah riya’. Sedangkan beramal karena orang lain adalah syirik. Adapun IKHLAS adalah ketika Allah menyelamatkanmu dari keduanya”.
“Suhail pernah ditanya tetntang sesuatu yang paling berat bagi diri. Ia menjawab, yaitu IKHLAS, sebab dengan IKHLAS, diri tidak mendapatkan bagian dari apa yang dikerjakan sama sekali”.