Hadits Dhaif dan Maudhu tentang Keutamaan Surat Al Waqiah

Barangsiapa yang membaca surat al-Waqiah setiap malam,maka ia tidak akan ditimpa kefakiran selama-lamanya. 

Hadits di atas dha’if dikeluarkan oleh al Harits bin Abu Usamah dalam kitab Musnad-nya, no. 178, dikeluarkan pula oleh Ibnu Sunniy dalam kitab Amalul Yaum wal Lailah, no. 674, dikeluarkan pula oleh Ibnu lal dalam Hadits-nya, I/116, dikeluarkan pula oleh Ibnu Bisyron dalam Al ‘Amali, I/38/20, dikeluarkan juga oleh Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, dan selainnya. Semuanya berasal dari jalan Abu Syuja’ dari Abu Thoyyibah dari Abdullah bin Mas’ud radliyallahu’anhu…

Sanad hadits ini dho’if.A Dzahabiy rahimahullah berkata,” Abu Syuja’ Nakrah adalah seorang yang tidak jelas, tidak dikenal. Demikian juga ia meriwayatkan dari Abu Thayyibah, siapa Abu Thayyibah itu?” (maksudnya dia adalah perowi yang tidak dikenal juga)
Imam Az Zaila’I berkata,”kelemahan hadits ini ada emapat. Pertama terputus sanad sebagaimana dijelaskan oleh Imam ad Daruquthni dan lainnya. Kedua isi haditsnya munkar sebagaimana dijelaskan Imam Ahmad. Ketiga para adalah orang – orang yang lemah sebagaimana dikatakan oleh Ibnu jazari. Keempat ketidakpastian perawi-perawi sanadnya,hingga telah menjadikan Imam Ahmad, Imam Abu Hatim ar Razi’, putranya, Imam ad Daruquthni, Al Baihaqi dan sebagainyas sepakat memvonis sebagai hadits dhoif yang tidak dapat dijadikan hujjah (dalil).
(Silsilah Adh Dha’ifah no. 289)

” Barangsiapa yang membaca surat al waqi’ah setiap malam maka dia tidak akan jatuh miskin selamanya., dan barangsiapa setiap malam membaca Surat laa uqsimu biyaumil qiyamah maka dia akan berjumpa dengan Allah di hari kiamat sedangkan wajahnya bersinar layaknya rembulan di malam purnama.”
Hadits ini maudhu’ (palsu).Ad Dailami meriwayatkannya dengan sanad dari Ahmad bin Umar al Yamami dengan sanadnya sampai Ibnu ‘Abbas r.a
Hadist ini oleh Al Imam As Suyuthi dalam Dzail Ahadits al Maudhu’ah no. 177 dengan berkata,” Ahmad bin Umar al Yamami adalah pendusta.”
(Silsilah Adh Dha’ifah no. 290)

Barangsiapa membaca surat al waqiah dan mempelajarinya,maka ia tidak dicatat masuk golongan orang-orang yang lalai,dan dia serta keluarganya tidak akan tertimpa kefakiran.
Hadits ini Maudhu’ (palsu).As Suyuthi meriwayatkan dan menempatkannya dalam kitab Dzail Ahadits al Maudhu’ah no. 277,dengan perawi Abi Syekh dengan sanad dari Abdul Quddus bin Habib,dari al hasan,dari Anas r.a
As Suyuthi berkata.”Abdul Quddus tidak diterima riwayatnya oleh para muhadditsin”
Abdul Razzaq berkata,”saya belum pernah mendengar Ibnul Mubarak dengan fasih melafazkan ucapan al kadzdzab (pendusta) kecuali ketika ucapannya tertuji kepada Abdul uddus.”Bahkan Ibnu Hiban dengan lantang mengucapkan bahwa dia (Abdul Quddus) itu telah banyak membuat hadits palsu.

(Silsilah Adh Dha’ifah no. 291)

Tentu saja para penuntut ilmu terutama yang belajar ilmu hadits tahu kitab tersebut (silsilah hadits dhoif dan maudhu) karya besar ulama ahli hadits,Syeikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani,yang mana karya-karya beliau selalu dijadikan rujukan dalam kitab-kitab fiqih yang shahih.

Bila ingin membaca kitab tafsir yang shahih rujuklah pada kitab tafsir Ibnu Katsir,tafsir At Thabari karya Ibnu Jarir At Thabari,tafsir Qurtubi karya imam Al Qurtubi dan kitab tafsir ulama-ulama salaf lainnya.

Amalkanlah amalan yang ada keterangannya dari Rasulullah karena Rasulullah bersabda,”segala amal perbuatan yang tidak ada keterangannya dari kami (bukan bagian dari agama) maka ia tertolak”(H.R Muslim)

Jangan sampai kita melakukan amalan yang tdak pernah ada contohnya dari Rasulullah.

Salam ikhlas!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *